Kamis, 27 November 2008

PENILAIAN YANG ”MENGEBIRI” KREATIVITAS SISWA

PENILAIAN YANG ”MENGEBIRI” KREATIVITAS SISWA
Oleh : Kholis Aliyudin

Selama ini penilaian hanya memberikan selembaran kertas (paper and pensil tes) dengan berbagai macam pertanyaan untuk dijawab oleh siswa, padahal banyak penilaian terhadap siswa sekaligus mengukur dan mengembangkan kreativitasnya. Sebagai contoh siswa belajar mengerjakan tugas berkelompok, melakukan pengamatan, wawancara, terjun kelapangan, survei, praktek di ingkungannya mengambil gambar dan menanyakan ide, apa yang diamati dan dilakukan akan lebih menyenangkan siswa dalam belajar dan sekaligus menilainya.
Dengan cara demikian siswa akan lebih tertantang untuk mengembangkan diri dan kreasinya sesuai dengan apa yang mereka amati atau kerjakan. Tehnik ini menambah informasi bagi para guru untuk memeriksa kembali pelajaran dan perencanaan berdasarkan pada pemahaman siswa, kemampuan dan minat yang jarang diperoleh dalam paper and pensil tes. 
 Beberapa tehnik penilaian yang dapat membangun keativitas menurut Peterson, dkk. (2006) adalah :
1. Photograph Interview; mampu menggali fakta, konsep-konsep, tampilan-tampilan dan penerapan-penerapannya.
2. Hot-house Approech; mampu menggali dasar ilmu pengetahun, sosial dan prilaku manusia
3. Inquiry Creativity; dapat mempelajari kreativitas: kelancaran, fleksibilitas, perbedaan pendapat dalam masalah pengamatan ilmu pengetahun
4. Focus Groups: memperlihatkan partisipasi dalam belajar, pencapaian kurikulum dan materinya.
5. Card Sorts: Mengembangkan ilmu pengetahun dan tingkahlaku, pembelajaran diri.

Cara-cara tersebut mengajarkan pentingnya membuat percobaan, mengambil fakta, mengamati dan mengambil informasi dengan mengambil gambar, mengamati kebun dengan berbagai tanamannya, mengamati bunga sehingga mereka tahu apa yang diamatinya. Mereka juga diajarkan bagaimana mengemukakan pendapat tentang pelajarannya, kurikulumnya, mengamati pelajaran dengan menampilkan video, tipe dan berbagai macam media pembelajaran kemudian diminta analisanya tentang apa yang barusan ditonton misalnya.
Selain pengamatan dan kerja kelompok yang dilakukan, mereka juga diminta menggambarkan kegiatan minggu yang lalu, tentang apa yang dilakukannya, diamatinya, kenapa, bagaimana cara menggunakan apa yang dipelajarinya. Bisa juga guru bertanya kenapa siswa melakukan hal itu, percobaan apa yang dipelajari, 
bagaimana ide siswa, apa prediksinya tentang hal yang dilakukan dan pertanyaan kenapa siswa tidak bisa melakukannya dan sebagainya. Jawabanya tergantung pada siswa dan pengalaman yg diperoleh. Dengan cara tersebut tentunya siswa akan banyak berpikir, mencari ide, cara mengingatnya, mengeluarkan imajinasinya, merenung dan mengalami kegagalan dan mengetahui jawabannya, yang semua itu diharapkan mampu mengembangkan dan membangun kreativitas para siswa sekaligus sebagai ajang penilaian bagi guru.
Berbagai cara, tehnik, media pembelelajaran digunakan dalam menggali kreativitas siswa. Bagi siswa yang kreative akan lebih pesat dayapikir dan imajinasinya tetapi bagi siswa yang lambat akan menyusahkan dirinya karena minimnya ide dan gagasan. Menghadapi siswa yang terakhir ini tentunya perlu cara yang disederhanakan tanpa membuat siswa prustasi karena susahnya mencari gagasan dan bagi siswa yang cerdas akan menuntut guru yang berpengalaman dalam mencari ide baik masalah, cara maupun tempat. 
Kesimpulan 
 Tugas guru sebenarnya bagaimana mengoptimalkan setiap potensi anak didiknya termasuk didalamnya meningkatkan kreativitas siswa. Kreativitas tersebut dapat ditumbuhkan bila guru mampu menerapkan berbagai macam jenis penilaian. Namun demikian untuk mencapai hal tersebut diatas tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena perlu dipersiapkan beberapa hal dan itu menyangkut kebijakan dari sekolah juga departemennya. Persiapan tersebut adalah:
1. Guru harus lebih kreativ dan akan lebih baik jika guru lebih dari satu orang (team teaching) untuk satu pelajaran sehingga dapat membimbing setiap kegiatan siswa.
2. Diperlukan media, alat dan bahan praktek yang memadai, sehingga penialain bisa dilihat dari berbagai sisi dan hal itu tentunya akan menambah biaya pendidikan. 
3. Menambah jam belajar sesuai dengan jurusannya dan mengurangi atau menghilangkan mata pelajaran yang tidak begitu penting. Hal itu perlu dipikirkan karena bagiamanapun praktek atau pengambilan fakta dan observasi berikut penilaiannya memerlukan waktu yang tidak sedikit.
4. Cara tersebut akan lebih efektif bila mengelola siswa dalam jumlah yang sedikit (grup) sehingga kemampuan tiap siswa dan penerapan berbagai penialaian dapat dilakukan dengan mudah, bila siswanya banyak kemungkinan tujuan dari materi berikut penilaiannya kurang optimal.


1 komentar:

Intan Irawati mengatakan...

pak kholis, selamat atas blognya ! ditunggu tulisan-tulisan lain yang konstruktif